BRI Danareksa: Alibaba Bertahan Jangka Panjang Redakan Kekhawatiran Pasar

1 day ago 1
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

BRI Danareksa Sekuritas menilai kepastian bertahannya Alibaba secara jangka panjang. Salah satu investor institusi terbesar di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi sinyal positif yang bisa meredakan kekhawatiran pelaku pasar yang sempat membuat harga saham GOTO turun.

Keputusan Alibaba bertahan di GoTo juga dianggap bisa memberikan kepercayaan, terutama bagi investor minoritas, termasuk investor ritel yang mempercayakan investasi mereka di perusahaan induk Gojek dan Gopay ini.

"Langkah ini mengurangi ketidakpastian dan memberi sinyal kepercayaan kepada para pemegang saham minoritas GoTo lainnya," kata Analis Riset BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis, dalam keterangan tertulis, Rabu (18/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, pada Selasa (17/9), manajemen GoTo mengumumkan kerja sama strategis 5 tahun dengan Alibaba Cloud. Kemitraan ini sekaligus menjadi komitmen Alibaba untuk tetap menjadi investor strategis selama kemitraan itu berlangsung alias 5 tahun ke depan.

Menurut Niko, keputusan Alibaba tidak hanya meredakan kekhawatiran, tetapi juga bisa menyelaraskan kepentingan antara pemegang saham utama dan manajemen GoTo.

"Alibaba, yang pegang 7,4% saham, sudah berkomitmen tidak akan menjual sahamnya setidaknya selama 5 tahun ke depan. Perlu diingat bahwa Alibaba, bersama dengan SoftBank [Subco], terakhir kali menjual saham pada Februari 2024, kisaran harga Rp 80-90," kata Niko.

Berdasarkan data per 31 Agustus 2024, Alibaba Group memiliki 88.531.124.993 saham seri A GoTo melalui Taobao China Holding Limited.

Lebih lanjut, Niko memaparkan ada dua poin positif kerja sama GoTo dengan Alibaba Cloud untuk komputasi awan dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bagi ekosistem GoTo.

Pertama, Alibaba menemukan mitra jangka panjang untuk integrasi cloud dan AI. Dalam laporan laba rugi tahun 2023, Alibaba menyebutkan kata 'AI' lebih dari 100 kali sebagai bagian dari strategi masa depan mereka.

"Hasilnya, GOTO berada di posisi tepat untuk mendapatkan keuntungan dari kemajuan AI dan teknologi cloud melalui Alibaba Cloud dan aplikasinya," ujar Niko.

Kedua, kerja sama ini membawa dampak positif efisiensi biaya bagi GoTo.

"Biaya teknologi informasi dan komunikasi menyumbang 7% dari pendapatan kotor GoTo di Q2-2024. Kami berharap, GoTo bisa mengefisienkan biaya lebih lanjut dan potensi kemitraan dengan platform seperti TikTok dan pihak ketiga lainnya," terangnya.

Niko pun menyinggung soal target harga saham GOTO yang sempat dihitung dalam riset 26 Agustus silam, bersama tim risetnya Sabela Nur Amalina dan Deqsha Novendra, dengan target harga Rp 90/saham.

Pertimbangannya, ada prospek positif bagi GoTo untuk mencatatkan kinerja positif pada kuartal 3 dan 4 mendatang untuk mencapai EBITDA grup yang disesuaikan positif di akhir tahun 2024 sesuai target titik impas (breakeven).

Mengacu data BEI, saham GOTO dibuka Rabu pagi ini (18/9) di level Rp 66/saham, lalu sempat bergerak ke Rp 68/saham. Selasa kemarin, sahamnya ditutup di level Rp 65/saham dengan nilai transaksi Rp 477 miliar dan volume perdagangan 7,41 miliar saham.


(ncm/ncm)

Read Entire Article